Impor Melejit 21,84% pada April, Paling Besar dari Tiongkok
时间:2025-06-03 17:12:07 出处:热点阅读(143)
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor Indonesia pada April 2025 mencapai US$20,59 miliar, naik tajam 21,84 persen secara tahunan (year on year/yoy). Lonjakan ini terutama didorong oleh peningkatan impor barang non-migas, sementara impor migas justru mengalami kontraksi.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa nilai impor non-migas melonjak 29,86 persen yoy menjadi US$18,07 miliar, dengan kontribusi terhadap total peningkatan impor sebesar 24,59 persen. Sementara itu, impor migas turun 15,57 persen secara tahunan, mencapai US$2,52 miliar.
“Peningkatan nilai impor secara tahunan ini didorong oleh kenaikan impor non-migas yaitu dengan andil kenaikan sebesar 24,59 persen,” ujar Pudji dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Baca Juga: BPS Tunda Rilis Data Ekspor-Impor April, Ini Penjelasannya
Dari sisi penggunaan barang, impor barang konsumsi tumbuh 18,46 persen pada April 2025. Sementara itu, bahan baku penolong mendominasi struktur impor dengan porsi 72,73 persen, naik 18,93 persen dan menyumbang 14,10 persen dari total pertumbuhan. Di sisi lain, barang modal turut mencatat kenaikan signifikan sebesar 36,28 persen.
Secara kumulatif, nilai impor Indonesia sepanjang Januari–April 2025 tercatat US$76,29 miliar, tumbuh 6,27 persendibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, impor migas menurun 8,27 persen dengan nilai US$11 miliar.
Baca Juga: Ekspor Timah RI Melonjak Tajam di Kuartal I 2025
Pudji menyampaikan bahwa komoditas utama non-migas yang paling banyak diimpor selama Januari–April 2025 adalah:
- Mesin dan peralatan mekanis senilai US$10,75 miliar (volume 1,38 juta ton),
- Mesin dan perlengkapan elektrik sebesar US$9,35 miliar (0,54 juta ton),
- Kendaraan dan bagiannya senilai US$3,45 miliar (0,52 juta ton).
Dari sisi negara asal, Tiongkok menjadi pemasok terbesar impor non-migas Indonesia, mencapai US$25,77 miliar atau 39,48 persen dari total. Diikuti oleh Jepang senilai US$5,04 miliar (7,72 persen) dan Thailand sebesar US$3,13 miliar(4,79 persen).
Impor non-migas dari Tiongkok terutama mencakup mesin dan peralatan mekanis (US$5,81 miliar), mesin dan perlengkapan elektrik (US$5,37 miliar), serta kendaraan dan bagiannya (US$1,41 miliar). “Di tempat kedua dan ketiga adalah Jepang dan Thailand dengan shareimpor masing-masing sebesar 7,72 persen dan 4,79 persen,” kata Pudji.
上一篇: Polisi Batal Pemeriksa Sekjen PSSI, Ini Jadwal Berikutnya
下一篇: OJK Tancap Gas Perkuat Keuangan Syariah Lewat Pemisahan UUS, 41 Perusahaan Antre Spin
猜你喜欢
- Resmi! PN Jakarta Pusat Tolak Permohonan PKPU terhadap Hutama Karya (PTHK)
- 7 Mal di Jakarta yang Instagramable, Salah Satunya Senayan Park
- PKB Pertimbangkan Dukungan untuk Kaesang di Pilgub Jakarta, Cak Imin: Tunggu Hasil Istikharah
- Begini Pesan Cak Imin untuk Anggota Legislatif PKB 2024 Terpilih
- Begini Kronologis Ketum PPP Ditangkap KPK Versi Ketua DPW PPP Jatim
- Jelang Akhir Masa Jabatan Jokowi Minta Maaf ke Rakyat Indonesia, Ray Rangkuti : Minta Maaf dari Apa?
- Bamsoet Ingin Dana Bantuan Parpol Naik 10 Kali Lipat, Kutip Kajian KPK
- PBNU Buka Suara Soal Lima Pemuda NU Temui Presiden Israel
- Pinjaman Daring Makin Masif, Biro Kredit CLIK Himbau Waspadai Hal Ini